Blog Pribadi Gatot Teguh Ramadhan

Sabtu, 08 April 2017

Referensi Model Tentang Spiral RPL


Assalamualaikum Wr.Wb.
oke karena ini post terakhir tentang RPL(Rekayasa Perangkat Lunak) langsung saja ini dia " Spiral ".

Sejarah Spiral

Model spiral dari proses perangkat lunak (Peraga 3.7) yang pada awalnya diusulkan oleh Boehm (1988) sekarang telah dikenal luas. Bukan nya merepresentasikan proses perangkat lunak sebagai serangkaian kegiatan dengan penulusuran ke belakang dari satu kegiatan ke yang lain nya, proses ini di representasikan sebagai spiral. setiap untai pada spiral merepresentasikan fase proses perangkat lunak. Dengan demikian, untai yang paling dalam mungkin berkenaan dengan kelayakan sistem, untai berikutnya dengan definisi persyaratan sistem, dan untai berikutnya lagi dengan perancangan sistem, demikianlah dan seterusnya.

Spiral Model

Spiral Model adalah suatu model tentang tahapan pembuatan suatu perangkat lunak, spiral model ini adalah salah satu dari model revolusioner, model spiral merangkai sifat interatif yaitu sifat yang ditandai yang memungkinkan untuk mengembangkan versi dari suatu perangkat lunak secara bertahap untuk menghasilkan perangkat lunak yang lebih lengkap atau lebih sempurna dan terkontrol. Perangkat lunak dikembangkan dalam deretan pertambahan. Selama awal iterasi, rilis ikremantal bisa berupa model/prototype kertas, kemudian sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem yang lebih lengkap.

Setiap untai pada spiral di bagi menjadi 4 sektor :


1. Penentuan tujuan
Tujuan yang spesifikasi untuk fase proyek didefinisikan. Batasan pada proyek dan produk diidentifikasi dan rencana manajemen yang rinci dibuat. Resiko proyek diidentifikasi. strategi alternatif, bergantung pada risiko ini, bisa direncanakan.

2. Penilaian dan pengurusan Risiko
Untuk setiap risiko proyek yang diidentifikasi, dilakukan analisis yang rinci. Dilakukan langkah - langkah untuk mengurangi risiko tersebut. sebagai contoh, jika ada risiko bahwa persyaratan tidak sesuai, mungkin diperlukan pengembangan sistem prototipe.

3. Pengembangan dan validasi
Setelah evaluasi risiko, model pengembangan untuk sistem kemudian dipilih. Sebagai contoh, jika risiko interface user adalah yang paling dominan, maka model pengembangan yang sesuai bisa berupa pembuatan prototipe evolusioner. jika risiko keselamatan merupakan performal mungkin merupakan yang paling cocok dan seterusnya. Model air terjun bisa jadi merupakan model pengembangan yang paling sesuai jika risiko utama yang terdentifikasi adalah integrasi subsistem.

4. Perencanaan
Proyek ditinjau dan selanjutnya di buat keputusan apakah akan diteruskan dengan untai spiral berikut nya. jika diputuskan untuk terus, maka dibuat rencana untuk fase proyek berikutnya.

Perbedaan penting antara model spiral dan model proses perangkat lunak lainnya adalah dilakukan nya pertimbangan risiko secara eksplisit pada model spiral. Secara informasi, risiko adalah sesuatu yang bisa berjalan salah. sebagai contoh, jika tujuannya adalah menggunakan bahasa pemrograman yang baru, risiko nya ialah bahwa compiler yang tersedia tidak dapat diandalkan atau tidak menghasilkan kode objek yang cukup efisien. Risiko mengakibatkan masalah proyek, seperti terlampauinya jadwal dan biaya, sehingga minimal risiko merupakan kegiatan manajemen proyek yang sangat penting.

Tahapan - tahapan model spiral

Model spiral dibagi menjadi 6 wilayah tugas pertahapan yaitu :

1. Customer communication
Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif antara developer dengan user / customer terutama mengenai kebutuhan dari customer.

2. Planning
Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya, perkiraan waktu pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pengembangan software.

3. Analysis Risk
Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik resiko secara teknikal.

4. Engineering
Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih representasi dari aplikasi secara teknikal.

5. Construction & Release
Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software, testing, instalasi dan penyediaan user / costumer support seperti training penggunaan software serta dokumentasi seperti buku manual penggunaan software.

6. Customer Evaluation
Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari user / customer berdasarkan evaluasi mereka selama representasi software pada tahap construction and release.

Mengapa spiral model begitu populer ?

Pendekatan dengan model ini sangat baik digunakan untuk pengembangan sistem software dengan skala besar. Karena progres perkembangan dari SE dapat dipantau oleh kedua belah pihak baik
developer maupun user / customer, sehingga mereka dapat mengerti dengan baik mengenai software ini begitu juga dengan resiko yang mungkin didapat pada setiap aktivitas yang dilakukan. Selain dari kombinasi 2 buah model yaitu waterfall dan prototyping, kelebihan dari software ini ada pada analisis resiko yang dilakukan, sehingga resiko tersebut dapat direduksi sebelum menjadi suatu masalah besar yang dapat menghambat SE. Model ini membutuhkan konsiderasi langsung terhadap resiko teknis, sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya resiko yang lebih besar. Sebenarnya dengan menggunakan prototype juga bisa menghindari terjadinya resiko yang muncul, tetapi kelebihan dari model ini yaitu dilakukannya proses prototyping untuk setiap tahap dari evolusi produk secara kontinu. Model ini melakukan tahap2 yang sudah sangat baik didefinisikan pada model waterfall dan ditambah dengan iterasi yang menyebabkan model ini lebih realistis untuk merefleksikan dunia nyata. Hal-hal itulah yang menjadi kelebihan menggunakan spiral model. Meskipun banyak kelebihan tetapi tentu masih ada kekurangannya.

Kekurangannya ada pada masalah pemikiran user / customer dimana mereka pada umumnya tidak

Keuntungan dan Kekurangan Spiral

Adapun beberapa Kelebihan dan Kelemahan Model Spiral yang ada:

Kelebihan model Spiral :
  • Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup  perangkat lunak komputer.
  • Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
  • Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap   tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.
Kelemahan model Spiral:
  • Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
  • Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
  • Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute.

Sekian mengenai Model Spiral pada RPL ^_^
semoga bermanfaat ^_^

Wassalamualaikum Wr.Wb....

Referensi sumber materi dari :
[Daftar Pustaka : Buku Software Engineering "Rekayasa Perangkat Lunak" Jilid 1]
[Daftar Pustaka : E-Book Model Spiral-Model Spiral Pengembangan RPL]
[Daftar Pustaka : E-Book Spiral Model-Rekayasa Perangkat Lunak]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Story

Translate

DMCA

Kembali ke atas